ANALISIS MAKNA, MAJAS, DAN KATA KONOTASI PUISI SERENADA HIJAU KARYA WS RENDRA
ANALISIS MAKNA, MAJAS, DAN KATA KONOTASI DALAM PUISI SERENADA HIJAU KARYA WS RENDRA
Analisis Puisi Serenada Hijau kara penyair Ws Rendra sudah ada banyak. Namun, analisis yang lengkap tentang puisi Serenada Hijau yang lengkap masih jarang. Umumnya terpecah dan disendirikan antara Analisis Makna Majas-majas yang digunakan, serta Kata Konotasi yang terdapat dalam puisi tersebut.
Dalam tulisan di coretanmun.blogspot.com ini, analisis Puisi disajikan secara lengkap, mulai dari Majas, Kata Konotasi, dan akhirnya dapat memahami Makna Puisi yang berjudul: Serenada Hijau.
Teks Puisi: Serenada Hijau Karya Ws Rendra
Serenada Hijau
oleh WS Redra
Kupacu kudaku.
Kupacu kudaku menujumu.
Bila bulan
menegur salam
dan syahdu malam
bergantung di dahan-dahan.
Menyusuri kali kenangan
yang berkata tentang rindu
dan terdengar keluhan
dari batu yang terendam
Kupacu kudaku.
Kupacu kudaku menujumu.
Dan kubayangkan
sedang kau tunggu daku
sambil kau jalin
rambutmu yang panjang
.
A. Majas-Majas dalam Puisi Serenada Hijau Karya Penyair WS Rendra.
Puisi adalah karya sastra yang diungkapkan dengan cara
yang indah. Salah satu cara mengungkapkan keindahan puisi, adalah adanya
penggunaan majas atau gaya bahasa di dalamnya. Ada banyak jenis majas yang bisa digunakan dalam
puisi. Salah satu yang jamak atau sering digunakan dalam penulisan puisi,
adalah majas personifikasi dan hiperbola. Berikut ini adalah majas-majas yang
ada dalam Puisi Serenada Hijau.
Majas Personifikasi dalam Puisi Serenada Hijau WS Rendra
Majas personifikasi adalah majas yang memperbandingkan
perilaku benda mati seolah-olah menyerupai makhluk hidup atau manusia. Jadi, kalau ada benda mati, atau tumbuhan, atau hewan memiliki sifat atau perilaku seperti manusia, itu disebut dengan Majas Personifikasi.
Larik puisi yang menandung majas personifikasi antara lain:
Bila bulan/ menegur salam
Dalam puisi di atas, bulan berperilaku seolah seperti
manusia yang bisa menegur dan mengucapkan salam. Jadi bulan yang benda mati bisa seolah-olah seperti
manusia.
Menyusuri kali kenangan/ yang berkata
tentang rindu
Pada larik puisi Serenada Hijau tersebut, kali
kenangan bisa berkata. Tentu bukan berkata sebagaimana manusia, tapi hanya
seolah-olah berkata. Maka Kali kenangan yang berkata tentang rindu, adalah contoh majas personifikasi dalam puisi.
Majas Metafora dalam Puisi Serenada
Hijau WS Rendra
Majas metafora adalah majas yang sifat suatu benda digunakan
oleh benda yang tidak semestinya.
dan syahdu malam/ bergantung di dahan-dahan
Dua baris puisi di atas menggambarkan bahwa malam bisa
bergantung di dahan-dahan. Yang bisa bergantung adalah benda spesifik.
Misalnya buah, atau oleh-oleh. Digantung. Dalam puisi tersebut, malam yang
syahdu seolah-olah bisa bergantung. Ini tentu adalah perbandingan antara
dua sifat benda. Maka dapat disebut sebagai majas metafora.
Jadi, ada dua jenis majas yang terdapat dalam puisi Serenada Hijau yaitu Majas Personifikasi dan Majas Metafora.
B. Irama dalam Puisi Serenada Hijau
Irama adalah permainan bunyi yang terdapat pada puisi.
Irama bisa berupa permainan puisi dalam satu baris puisi, dapat juga berupa
permainan dan penggunaan bunyi di akhir masing-masing baris puisi.
Irama dalam baris puisi, terdapat pada penggunaan kata
kupacu kudaku.
Penggunaan kata kupacu yang memiliki bunyi
vokal sama dengan kudaku sama-sama berurutan u-a-u. Ini adalah irama
dalam baris puisi.
Begitu juga perulangan bila bulan, dan kali
kenangan. Kata-kata tersebut dalam puisi menunjukkan keindahan. Perulangan
bunyi b dan l yang sekaligus dalam urutan kata bila bulan. Juga huruf k dalam kali
kenangan.
Irama juga terdapat di akhir puisi, pada bait pertama:
Kupacu kudaku.
Kupacu kudaku menujumu.
Bila bulan
menegur salam
dan syahdu malam
bergantung di dahan-dahan.
Jika ditulis pola rimanya akan menjadi:
U
U
N
M
M
N
Ini adalah pola perulangan yang menambah keindahan
puisi. Masing-masing kata di akhiri dengan huruf u dan huruf bunyi
nasal (m, n, ng). Dalam puisi di atas, bunyi nasal yang digunakan adalah m dan n.
C.
Kata Konotasi dalam Puisi Serenada Hijau
Kata konotasi maksudnya adalah kata dalam puisi yang memiliki makna
konotatif, yaitu kata dengan arti yang tidak sebenarnya. Bisa juga disebut sebagai makna
kiasan dari sebuah kata. Puisi memang identik dengan kata konotasi untuk
membuatnya menjadi lebih indah.
Berikut ini adalah kata-kata konotasi yang terdapat dalam Puisi Serenada Hijau:
- Kupacu
- kudaku.
- menegur
- salam
- syahdu
- kali
- terdengar keluhan
- rambutmu
Adapun makna kata konotasi di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:
- Kupacu makna konotasinya: mengarahkan.
- Kudaku makna konotasinya: langkah atau arah.
- Menegur makna konotasinya: bersinar. Karena yang menegur adalah bulan.
Maksdunya bulan menegur salam adalah bulan bersinar di
malam hari.
- Syahdu makna konotasinya: sepi.
- Kali makna aslinya adalah sungai, makna konotasi dalam puisi ini adalah aliran
atau ingatan kenangan.
- Terdengar keluhan makna konotasinya: berbunyi gemericik. Karena
yang mengeluh adalah batu dalam kali. Jadi, maksudnya bunyi gemericik air di
sela-sela batu.
-
Rambutmu makna aslinya adalah bagian
tubuh, makna konotasi dalam puisi ini adalah menghias diri.
D. Makna
Puisi Serenada Hijau
Dalam memaknai puisi, selain harus memahami arti kata konotasi yang telah dilakukan seperti di atas, juga perlu ditambahkan parafrase puisi. Parafrase adalah proses memaknai puisi dengan cara menambahkan kata pembantu yang dapat mempermudah dalam memahami isi puisi.
Parafrase Puisi Serenada Hijau
Kupacu kuda(/langkahku)ku.
Kupacu kudaku(/perjalananku) menuju (ke hati)mu. (nanti)
Bila bulan (telah)
menegur (dan mengucapkan) salam
dan (suasana) syahdu malam
(di jalan, terlihat daun) bergantung di dahan-dahan.
(Aku akan berjalan) Menyusuri kali (yang penuh) kenangan
(tempat) yang (kita) berkata tentang rindu
dan (yang saat itu) terdengar keluhan(mu)
(lebih dalam) dari batu yang terendam
Kupacu (terus) kudaku.
Kupacu (terus) kudaku menuju (ke hati)mu.
Dan (sambil) kubayangkan (wajahmu)
sedang(kan) kau (sedang me-)tunggu daku
sambil kau jalin
rambutmu yang panjang (yang penuh keindahan).
Dari parafrase itu, makna puisi Serenada Hijau akan lebih mudah untuk
digali dan dipahami. Untuk mempermudah pemaknaan, parafrase di atas, bisa
diubah kembali menjadi paragraf.
Berikut ini adalah pemaknaan puisi Serenada Hijau dalam
bentuk paragraf:
Kupacu (melangkah/berjalan dengan segera) menuju ke
arah tujuannya. Yaitu menuju ke arah hatimu.
Aku berjalan diiringi dengan sinar bulan dan suasana malam yang syahdu.
Ditemani juga dengan riak air di air, aku berjalan di tepi kali kenangan, yaitu tempat
kita saling menyapa dan bercerita.
Sambil terus kupercepat langkah dan jalan menuju ke arahmu. Di perjalanan aku
sambil membayangkan wajahmu. Kubayangkan kau sedang menjalin (mengepang) rambut
panjangmu.
Makna Puisi Serenada Hijau
Puisi Serenada Hijau bisa dimaknai sebagai upaya oleh
seoaran lelaki yang sedang menuju ke kekasih hatinya yang sedang jauh. Yang
sedang menunggu hingga malam hari.
Puisi Serenada Hijau juga bisa dimaknai sebagai wujud cinta
penulisnya terhadap alam tempat tinggalnya yang hijau, lesatari, penuh kenangan
dan asri dengan air yang mengalir.
Punya pemaknaan lain terhadap puisi Serenada Hijau ini? Mari
diskusikan melalui komentar
Demikian analisis makna, majas, kata konotasi, dan irama dalam Puisi Serenada Hijau. Semoga bermanfaat.
Posting Komentar untuk "ANALISIS MAKNA, MAJAS, DAN KATA KONOTASI PUISI SERENADA HIJAU KARYA WS RENDRA"