Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Asal Usul Nama Gumuk Watu

coretanmun.blogspot.com - Setelah berkunjung ke Wisata Alam Gumuk Watu yang masuk dalam wilayah otoritas Dusun Dukuh (orang sana bacanya: ndukuh) Desa Dukuh Dempok Kecamatan Wuluhan Kabupaten Jember.  Saya jadi tahu bahwa tempat itu benar-benar ada gumuknya.



Saat pertama melihat gambar tempat wisata yang masih belum launching secara resmi ini, saya kita hanya sekadar nama. Ternyata benar-benar ada sejarah dan asal-usulnya. 

Untuk mengetahui kisah perjalanan kunjungannya dapat dibaca dalam artikel: Wisata Alam Gumuk Watu dan Potensinya.

Berikut ini adalah versi singkat asal usul nama Gumuk Watu yang sekarang menjadi tempat wisata yang dikelola oleh Pemerintah Desa Dukuh Dempok melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).


Gumuk Watu merupakan istilah yang berasal dari bahasa Jawa. Gumuk artinya bukit. Kriteria bukit yang ada dalam khazanah jawa lebih kecil dari kriteria dalam pengertian ilmiah. Meskipun gumuk bisa diartikan sebagai bukit tapi tidak sepenuhnya sama. 


Misalnya, di wilayah Jember ada yang disebut dengan Gunung Jenggawah dan Gunung Boto (di selatan Puslit Kopi dan Kakao). Secara ilmiah keduanya termasuk dalam kategori bukit bukan gunung. Karena ukurannya yang 'kecil', dan tidak ada 'hutan' yang ada di sekitarnya. Sementara dalam bahasa Jawa keduanya sudah disebut sebagai gunung. 


Lalu, kata watu berarti batu. Hal ini menunjukkan bahwa bukit yang ada di kaki gunung Manggar tersebut memang merupakan tonjolan batu yang besar membukit. Bukan tanah yang bisa dikeruk. Tapi berupa batu. Kebetulan di gumuk watu bukitnyan memang sudah tertutup vegatasi dan rerumputan. Dalam waktu yang sangat lama, hal ini menjadi lapisan tanah. Tapi lapisan tanah ini tipis. Sebagian sisi justru benar-benar terlihat bahwa itu adalah gundukan batu besar. Maka tanaman di sana juga tanaman yang terbonsai secara alami karena hidup di batu. Bukan di tanah. 


Jadi, gumuk watu adalah bukit yang berupa batu besar. 


Nama ini menjadi menarik karena tidak diterjemahkan. Karena memang sudah dikenal oleh warga desa dengan nama seperti itu. Hal ini menunjukkan bahwa tempat tersebut bukan 'tempat baru' yang sengaja dipoles. Tapi tempat lama yang dimanfaatkan.


Penggunaan nama watu identik degan watuulo (ada yang melafalkan: watulo). Nama yang sudah lama ada dan tetap dipakai. Begitu juga dengan nama gumuk. Di Jember juga ada nama wilayah yang menggunakan kata gumuk yaitu Gumuk Segawe. Ini menandakan bahwa gumuk dan watu bukan nama baru di lokasi tersebut. 


Ada wisata yang dikelola secara swadaya di Pantai Payangan, namanya adalah Bukit Samboja. Memang di situ adalah bukit, tapi mengapa disebut bukit karena memang sebelumnya tidak dikenal nama bukit itu. Karena sebuah bukit, maka disebut bukit. Ini menandakan nama yang 'baru' diberikan. Bukan nama yang bertahan sejak dulu kala dan tetap dipakai. 


Gumuk Watu jika tidak berangkat dari akar yang panjang dan sudah dikenal mungkin bahkan sebelum Indonesia merdeka yang menjalarkan penggunaan bahasa Indonesia secara masif. Maka tetap disebut gumuk watu. Belum mengenal bahasa Indonesia. Kalau sudah mengenal bahasa Indonesia maka akan disebut sebagai Bukit Batu. Menjadi tidak eksentrik dan biasa saja. 


Dengan demikian, Gumuk Watu adalah nama yang tepat sebagai ikon. Punya sejarah yang kuat, sudah dikenal sejak lama. Tinggal melanjutkan perjuangan untuk melestarikan dan memberdayakan yang akhirnya menjadi pusat ekonomi baru di desa. (mun)

Posting Komentar untuk "Asal Usul Nama Gumuk Watu"