Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kekuatan Senyuman

 Dari Sebuah Senyuman, Kebahagiaan Bisa Dibangkitkan

Baru-baru ini saya baru membaca artikel tentang senyuman. Tepatnya bagaiman cara tersenyum yang memiliki kekuatan dan memunculkan kebahagiaan dan kepercayaan diri sendiri. Baik kepada diri sendiri maupun kepada orang lain.



Dalam artikel berbahasa Inggris tersebut --tentu saja saya mampu memahaminya setelah memanfaatkan alat penerjemah-- saya jadi tahu bahwa senyum itu memiliki kekuatan yang dahsyat. Jika senyuman dilakukan dengan dengan benar. 

Jadi, bukan sekadar senyum sosial atau senyum terpaksa. Senyum yang bisa memiliki kekuatan dahsyat adalah senyum yang tulus. Nah, senyum yang tulus ini ternyata bisa juga dilatih. 

Latihan senyum itu, bisa dilatih di depan cermin. Kalau sekarang mukin juga bisa dilatih di depan kamera depan, masing-masing smartphone kita. Lakukan senyum terbaik, jepret, senyum lagi jepret lagi. Lalu bandingkan, senyum mana yang terbaik. 

Dengan melihat beberapa cara kita tersenyum, kita akan tahu sebenarnya senyum terbaik kita harus bagaimana. Teorinya, senyum yang baik, adalah senyum yang tulus, senyum yang bertenaga. Caranya, tidak hanya menarik otot-otot yang ada di pipi dan bibir agar senyum tersungging. Jika hanya menggerakkan otot bibir, bisa jadi orang tersungging dengan sungging senyum kita, karena dianggap senyum sinis, dan senyum penghinaan.

Senyum yang benar adalah senyum yang juga melibatkan otot-otot yang ada di sekitar lingkaran bola mata. Dengan begitu, senyum yang dihasilkan adalah senyum yang terlihat tulus dan bertenaga. Nah, senyum yang bertenaga itulah yang bisa memunculkan kebahagian dalam diri dan memunculkan kepercayaan diri. 

Di sinilah muncul adanya stimulus dan respons, antara wajah yang tersenyum dengan otak dan perasaan yang memunculkan rasa bahagia. 

Bisa dimulai dari salah satunya. Misalnya ketika kita mampu tersenyum dengan baik, maka otak akan merespons bahwa tubuh sedang bahagia. Begitu juga ketika otak kita memikirkan hal yang menyenangkan, misalnya teringat kekasih yang dirindukan, maka wajah otomatis tersenyum.

Itulah sebabnya, jika ada teman yang tiba-tiba tersenyum ketika memandang layar ponselnya, mungkin dia sedang membaca chat yang membahagiakan. Bisa saja ada kabar kiriman uangnya sudah masuk, atau karena orang yang dicintai sedang menyapanya. Hai...

Tapi hal-hal itu -disapa kekasih atau dikirimi uang- adalah hal yang bisa jadi di luar kekuatan kita. Untuk mendapatkan kebahagiaan, mulailah berlatih senyum yang bertenaga. 

Ketika membaca artikel tentang berlatih tersenyum itu, saya juga jadi ingat guru SMA yang melatih tersenyum. Iya, guru SMA mata pelajaran Teater. Bu Guru ini nyentrik, selalu tampil sempurna jika mendapatkan kesempatan berpidato. Baik tampilan, baju, gerak-geriknya, selalu tampil sempurna. Maka dari itu, saya mengikutinya, hanya dalam hal latihan tersenyum.

Saya ingat betul, Bu Guru ini mengajarkan senyum dengan mengucapkan 'cisssss....." dengan bibir ditarik lebar. 

".... dengan begitu, senyum kalian akan tampak alami, tidak seperti senyum sinis." Begitu kata beliau pada akhir 2006. 

Tapi juga diingatkan, jangan sampai mengucapkannya sampai terdengar orang lain. Alih-alih jadi senyum yang baik, justru dianggap mengumpat. 

Nah, teknik tersenyum ini sudah lama saya terapkan. Memang cukup berhasil. Dan sepertinya hanya ilmu itu yang saya tiru, ilmu dan cara berpakaian yang rapi, berjalan yang berwibawa, duduk yang keren, sepertinya sama sekali tidak saya ikuti. Saya tetap selalu slengean berpakaian --bahkan lebih sering bersarung yang tidak rapi-- apalagi saat berbicara di depan banyak orang, telanjur terbiasa tas tes das des. Ambil point-pointnya saja. 

Sudah bisa mulai tersenyum yang berkekuatan dahsyat? Yuk mari lakukan. Minimal ingatlah kenangan-kenangan dan pengalaman indah. Pasti kita akan bisa tersenyum, tinggal tambah dayanya. Biar lebih bertenaga.

Posting Komentar untuk "Kekuatan Senyuman"