Ini Alasan Mengapa Referensi Musik Saya Sebatas Pada Jamrud, So7, Dewa 19, Bondan ft Fade 2 Black, dan Kawasan Sewaktu
Jika referensi musik Anda sama seperti saya, tak jauh dari Dewa 19, Sheila on 7, Ungu, Bondan Prakoso ft Fade 2 Black, Padi, Slank, Raja, dan band-band yang booming sezaman. Mungkin Anda adalah kelahiran tahun 80-an akhir dan 90-an awal.
Setidaknya ini yang saya rasakan ketika ada di kantor. Buka youtube pakai komputer kantor dan dimainkan dengan volume kencang oleh teman sekantor. Kebetulan tiga teman di kantor --yang sukanya mainkan musik dengan suara kencang-- adalah orang dengan usia sebaya. Meskipun saya sendiri yang lahir di atas 90, tapi tidak beda jauh. Mereka lahir di akhir 80-an. Kebetulan musik yang diminati sama. Ya itu-itu saja.
Kita -cie elah, klaim kita- yang lahir tahun sepantaran mungkin akan menganggap bahwa musik band-band yang saya sebut tadi lebih enak dibandingkan dengan musik masa kini. Buktinya lebih nyaman mendengarkan lagu-lagu mereka dibandingkan dengan mendengarkan lagu-lagu baru yang dirilis belakangan ini. Anggapan itu mungkin saja benar. Atau mungkin saja salah.
Ketika nonton konser Jamrud via Youtube yang di-upload pada tahun 2020, saya membaca beberapa komentar, salah satunya: Anak tiktok minggir dulu. Melihat komentar tersebut, juga balasan atas komentar itu saya merasa ini seangkatan. Bahkan ada yang lucu, ada komentar yang kurang lebih berbunyi: muka glowing minggir, emak-emak berdaster mau jingkrak-jingkrak. Dari sini bisa ditebak, bahwa penikmat musik Jamrud ini adalah sudah ibu-ibu di atas kepala 3. Yang sudah sibuk urus anak dan jadi ibu rumah tangga.
Kalau menurut saya pribadi, kita --tsah kita lagi-- masih lebih suka dengan musik tahun 2000-an karena memang selera. Bukan karena lebih enak lagu zaman dulu dibanding lagu sekarang. Ya meskipun sekarang kalau tampil di TV yang akhir-akhir ini lebih suka lipsing (lipsync?). Tapi jangan bandingkan dengan emak-emak yang doyan boyband dan girlband Korea Utara eh, Korea Selatan. Mengapa demikian? Jawabannya karena selera musik yang berbeda. Nah, yang memengaruhi selera ini bermacam-macam.
Jawaban itu saya temukan dalam artikel yang dirilis tirto.di dengan judul Kenapa Banyak Orang Berhenti Mencari Musik Baru? Judul yang sekaligus menjadi tesis bahwa memang banyak orang lebih menikmati lagu lama. Artikel dalam tirto.id tersebut mendasarkan pada hasil penelitian bahwa rata-rata pada usia 30 tahun, orang sudah tidak mencari referensi musik baru. Alasannya karena kesibukan. Sudah tidak ada waktu untuk mencari musik baru.
Ada benarnya. Jangankan mencari referensi musik dan lagu yang baru. Untuk mendengarkan musik dan lagu yang dulu disukai pun sudah kesulitan. Karena itu tadi. Kesibukan. Yang bekerja sudah disibukkan dengan pekerjaannya. Yang menjadi ibu rumah tangga sudah menghabiskan banyak waktu menyelesaikan urusan rumah. Dan itu terjadi pada manusa-manusia berumur 30 tahun ke atas.
Mungkin ada juga alasan karena lagu atau musik itu memiliki daya kejut dan daya ingat terkait nostalgia asmara. Bisa jadi suatu lagu mengingatkan cinta monyet saat sekolah, saat remaja, atau saat jatuh hati pada seseorang. Lagu yang pernah didengar di masa yang sangat berkesan itu biasanya juga menjadi sangat dikenang. Tidak harus ketika jatuh hati, lagu yang mengiringi waktu patah hati juga bisa jadi sangat dikenang.
Ketika masih SMA atau masa-masa pasca SMA yang masih banyak waktu luang untuk menuruti hobi nonton konser, beli kaset dan VCD atau hadiri pensi-pensi sekolah, pasti sangat berkesan. Setelah masa itu, pasti sudah tidak bisa menemukan lagu baru yang dirasa 'enak' didengar. Lagu-lagu baru setelah masa-masa itu pasti sudah tidak bisa dinikmati seperti yang dulu.
Coba Anda yang seumuran dengan saya, apakah masih bisa menemukan lagu baru di akhir-akhir ini? Jika jawabannya iya, selaku penikmat musik pasti porsinya tak mengalahkan lagu-lagu lama yang telah 'terpatri' dalam ingatan. Jika masih lebih banyak lagu baru yang didengar dan dinikmati, bisa jadi kalian adalah musisi yang selalu menambah referensi musik dan lagu.
Mungkin karena hal ini pula, referensi lagu sholawatan yang baru-baru memang banyak. Tapi tetap yang merasuk ing badan lan kabeh jeroan adalah sholawatan 'standard' ya nabi salam alaaikaa.......
Selebihnya, lagu dan band apa yang paling kalian suka?

Posting Komentar untuk "Ini Alasan Mengapa Referensi Musik Saya Sebatas Pada Jamrud, So7, Dewa 19, Bondan ft Fade 2 Black, dan Kawasan Sewaktu"