Membaca Data Kasus Positif Covid19 di Kabupaten Jember
Per 11 April 2020, jumlah pasien positif Covid19 di Kabupaten Jember, bertambah. Yang awalnya 2, bertahan beberapa hari bertambah satu positif Covid19, sehingga menjadi 3 orang positif yang sudah terkonfirmasi.
Yang menjadi menarik adalah, Pemkab Jember membuka riwayat perjalanan dan kontak orang-orang dengan positif Covid19 tersebut.
Dinukil dari NusaDaily.com, data riwayat perjalanan pasien posfitif Covid19 adalah sebagai berikut: (lihat grafik dari nusadaily.com)
Dari data tersebut, dapat diketahui bahwa, pasien positif yang terkonfirmasi sebanyak 3 orang. Pasien 2 dan Pasien 3 berhubungan. Sama-sama pernah mengikuti pelatihan petugas haji, di Surabaya. Jadi, sebenarnya siapa yang lebih dulu tertular? Pasien 2 ataukah Pasien 3? Atau justru pasien 1 dan 2 Kabupaten Jember sama-sama tertular ketika di Surabaya.
Tentu pihak Pemkab Jember melalui para petugasnya sudah melacak ini.
Yang perlu diketahui juga bahwa ada 5 orang yang sudah diketahui positif berdasarkan hasil rapid test. Alias tes cepat.
Masing-masing ada di:
Kecamatan Jenggawah dan Kecamatan Patrang (setelah kontak dengan pasien 1/ Kaliwates).
Dari Pasien 2 diketahui telah terjadi kontak dengan 4 orang yang positif berdasarkan rapid test. Masing-masing di Kecamatan Puger, Kecamatan Ajung (Kemudian dinyatakan positif Covid19 Pasien 3), kecamatan Arjasa, Kecamatan Sukorambi.
Untuk Pasien 3, masih belum dipublikasikan riwayat kontak dan hasilnya. Mungkin belum di-rapid test.
Berdasarkan data yang dipublikasikan, berarti 5 orang masih positif berdasarkan rapid test yang ada di Kecamatan Jenggawah, Patrang, Puger, Arjasa, dan Kecamatan Sukorambi. Apakah kelima orang ini pasti positif Covid19. Jawabannya masih kemungkinan. Bisa iya (seperti halnya Pasien 3, yang awalnya adalah positif berdasarkan rapid test), bisa juga negatif.
Test berdasarkan hasil rapid test itu masih temuan awal. Setelah positif berdsarkan rapid test masih perlu diuji lebih lanjut. Mekanismenya tenaga kesehatan yang tahu. Yang jelas, meskipun positif berdasarkan rapid test belum tentu positif Covid19.
Tambahan informasi yang dipublikasikan oleh Pemkab Jember, ada 1 Orang Dalam Pemantauan yang meninggal. Dan, ODP ini dinyatakan positif berdasarkan hasil rapid test.
Lalu Apa?
Yang dapat dilakukan adalah saling membantu. Mereka yang positif, pasti sudah diberi arahan oleh pihak terkait. Atau memang sudah dirawat. Mereka yang sudah terdeteksi positif baik rapid test maupun yang sudah terkonfirmasi,pasti dikarantina atau mengarantina diri.
Yang menjadi masalah adalah, tidak semua orang yang negatif dalam rapid test. Kita tidak dapat benar-benar memetakan dan mencatat dengan akurat siapa saja yang kemungkinan kontak. Kemudian yang telah kontak itu, kemungkinan juga kontak dengan orang lain.
Maka dari itu pentingnya Jaga Jarak, dan Pakai Masker, plus Cuci Tangan Pakai Sabun sebelum sentuh muka dan sebelum makan. Tindakan ini untuk memutus rantai penyebaran Covid19. Tindakan ini tentu adalah bantuan paling nyata bagi para tenaga kesehatan yang terus berjuang menangani wabah ini di Jember.
Apa Lagi?
Intinya, ikuti arahan pemerintah dan tenaga kesehatan untuk melaksanakan protokol kesehatan di semua bidang kegiatan. Jangan lupa, seraya berdoa. Semoga wabah ini segera berlalu. Warga Jember dan seluruh dunia diberi pertolongan oleh Tuhan.
Baca Juga: Siapkah Desa Kita Menghadapi Covid19
Pertanyaannya:
1. Bukankah yang positif itu adalah orang Islam, bahkan 2 orang adalah petugas haji?
2. Bukankah ada orang yang rapid test positif menyebar beberapa kecamatan dari utara hingga selatan Jember?
3. Apakah yang zona merah hanya 3 kecamatan? Di mana sebenarnya zona merah? Di mana sebenarnya yang aman untuk jumatan, dan mana yang sebenarnya sudah layak untuk menggantinya dengan salat zuhur?
Yang menjadi menarik adalah, Pemkab Jember membuka riwayat perjalanan dan kontak orang-orang dengan positif Covid19 tersebut.
Dinukil dari NusaDaily.com, data riwayat perjalanan pasien posfitif Covid19 adalah sebagai berikut: (lihat grafik dari nusadaily.com)
Dari data tersebut, dapat diketahui bahwa, pasien positif yang terkonfirmasi sebanyak 3 orang. Pasien 2 dan Pasien 3 berhubungan. Sama-sama pernah mengikuti pelatihan petugas haji, di Surabaya. Jadi, sebenarnya siapa yang lebih dulu tertular? Pasien 2 ataukah Pasien 3? Atau justru pasien 1 dan 2 Kabupaten Jember sama-sama tertular ketika di Surabaya.
Tentu pihak Pemkab Jember melalui para petugasnya sudah melacak ini.
Yang perlu diketahui juga bahwa ada 5 orang yang sudah diketahui positif berdasarkan hasil rapid test. Alias tes cepat.
Masing-masing ada di:
Kecamatan Jenggawah dan Kecamatan Patrang (setelah kontak dengan pasien 1/ Kaliwates).
Dari Pasien 2 diketahui telah terjadi kontak dengan 4 orang yang positif berdasarkan rapid test. Masing-masing di Kecamatan Puger, Kecamatan Ajung (Kemudian dinyatakan positif Covid19 Pasien 3), kecamatan Arjasa, Kecamatan Sukorambi.
Untuk Pasien 3, masih belum dipublikasikan riwayat kontak dan hasilnya. Mungkin belum di-rapid test.
Berdasarkan data yang dipublikasikan, berarti 5 orang masih positif berdasarkan rapid test yang ada di Kecamatan Jenggawah, Patrang, Puger, Arjasa, dan Kecamatan Sukorambi. Apakah kelima orang ini pasti positif Covid19. Jawabannya masih kemungkinan. Bisa iya (seperti halnya Pasien 3, yang awalnya adalah positif berdasarkan rapid test), bisa juga negatif.
Test berdasarkan hasil rapid test itu masih temuan awal. Setelah positif berdsarkan rapid test masih perlu diuji lebih lanjut. Mekanismenya tenaga kesehatan yang tahu. Yang jelas, meskipun positif berdasarkan rapid test belum tentu positif Covid19.
Tambahan informasi yang dipublikasikan oleh Pemkab Jember, ada 1 Orang Dalam Pemantauan yang meninggal. Dan, ODP ini dinyatakan positif berdasarkan hasil rapid test.
Lalu Apa?
Yang dapat dilakukan adalah saling membantu. Mereka yang positif, pasti sudah diberi arahan oleh pihak terkait. Atau memang sudah dirawat. Mereka yang sudah terdeteksi positif baik rapid test maupun yang sudah terkonfirmasi,pasti dikarantina atau mengarantina diri.
Yang menjadi masalah adalah, tidak semua orang yang negatif dalam rapid test. Kita tidak dapat benar-benar memetakan dan mencatat dengan akurat siapa saja yang kemungkinan kontak. Kemudian yang telah kontak itu, kemungkinan juga kontak dengan orang lain.
Maka dari itu pentingnya Jaga Jarak, dan Pakai Masker, plus Cuci Tangan Pakai Sabun sebelum sentuh muka dan sebelum makan. Tindakan ini untuk memutus rantai penyebaran Covid19. Tindakan ini tentu adalah bantuan paling nyata bagi para tenaga kesehatan yang terus berjuang menangani wabah ini di Jember.
Apa Lagi?
Intinya, ikuti arahan pemerintah dan tenaga kesehatan untuk melaksanakan protokol kesehatan di semua bidang kegiatan. Jangan lupa, seraya berdoa. Semoga wabah ini segera berlalu. Warga Jember dan seluruh dunia diberi pertolongan oleh Tuhan.
Baca Juga: Siapkah Desa Kita Menghadapi Covid19
Pertanyaannya:
1. Bukankah yang positif itu adalah orang Islam, bahkan 2 orang adalah petugas haji?
2. Bukankah ada orang yang rapid test positif menyebar beberapa kecamatan dari utara hingga selatan Jember?
3. Apakah yang zona merah hanya 3 kecamatan? Di mana sebenarnya zona merah? Di mana sebenarnya yang aman untuk jumatan, dan mana yang sebenarnya sudah layak untuk menggantinya dengan salat zuhur?
Posting Komentar untuk "Membaca Data Kasus Positif Covid19 di Kabupaten Jember"