Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kuliner ala SMPN 1 Jenggawah Angkatan 2003

Yang dimaksud angkatan 2003 di sini adalah siswa yang masuk SMP pada tahun 2003 dan idealnya lulus pada tahun 2006. Salah satunya adalah saya. Salah satu yang menjadi kenangan dari anak-anak SMP pada tahun-tahun ini adalah masalah jajanan sekolah. Istilah kerennya: kuliner.

Ingatan ini saya dapatkan ketika bergabung dalam grup kelas E. Kelas andalan dengan segala kekurangan dan kelebihannya. Meskipun sepertinya lebih banyak kekurangannya dari kelebihannya.

Kumpulan bromocorah ini membuat grup, saya masuk di dalamnya. Berarti saya bagian dari bromocorah ini. Dalam grup salah satu yang dibahas adalah temu kangen. Meskipun sebatas dalam grup. Hal yang dibahas pula adalah Mie Sedap Goreng yang dibungkus dalam plastik kantong. Benar-benar referensi makanan yang sama sekali tidak sehat.



Tidak hanya mie sedap. Inilah beberapa daftar kuliner yang ada dalam sekolah SMPN 1 Jenggawah di era 2003 - 2006.

Mie Sedap dalam Bungkus Plastik

Banyak sekali informasi tentang tidak sehatnya Mie Instan. Banyak juga informasi tentang tidak sehatnya makanan yang dibungkus plastik. Bayangkan jika dua hal itu digabungkan menjadi satu. Benar-benar tidak disarankan oleh ahli kesehatan.

Nah, sekarang ini ada mantan penghuni yang kerjanya berkaitan dengan kesehatan. Kalau tidak salah jadi bidan. Coba bayangkan kualitas makanan kita dulu. Hahaha.

Masih tentang Mie Sedap dalam Plastik ini. Biasanya yang diapakai adalah Mie Sedap Goreng. Ada beberapa pedagang yang menjual menggunakan Mie Sedap Soto. Meskipun proses pembuatan dan penyajiannya sama, biasanya para pembeli protes kalau yang digunakan adalah mie soto. Selain ukurannya lebih kecil rasanya juga kurang mantap.

Maka, yang paling disuka adalah Mie Sedap Goreng dalam Plastik. Penyajiannya bisa custom. Bisa ditambah tahu, bagi siswa dengan uang jajan yang lebih. Bisa juga ditambah sambal sesuai selera.

Mie Sedap Goreng dalam Plastik ini menjadi makanan legend, kalau istilah sekarang paling viral di zaman itu. Karena efektif dan efisien. Penyajian cepat. Tidak hanya bisa dimakan di warung saat istirahat, tapi bahkan bisa dimakan secara portabel. Lebih ekstrem lagi ada yang makan di dalam kelas. Saat jam pelajaran pula. Ketika dilihat guru, disembunyikan dalam laci meja. Hayo siapa yang pernah begini?

Hal paling ekstrem lagi dari Mie Sedap dalam Plastik adalah kekomprohan yang dilakukan oleh beberapa teman. Sisa mie yang tidak termakan tetap diletakkan di dalam laci. Sampai pulang sekolah. Samapi keesokan harinya. Sudah barang tentu, yang rajin piket akan menemukan harta karun yang tak ternilai. Karena memang sama sekali tidak bernilai. Sebuah sisa mie yang sudah basi. Lengkap dengan baunya yang menjijikkan.

Oh iya, dulu awal masuk sekolah kelas E. Tahun 2003 harga perporsi Mie Sedap dalam Plastik adalah seribu rupiah. Harga Mie Sedap mentah masih 800 rupiah. Sementara harga Mie Sedap Soto, 700 - 750 rupiah per bungkus.

Di beberapa warung, Mie Sedap ini menjadi penunjang bagi kuliner lain. Kuliner lain ini yang akan dibahas di bagian selanjutnya.

Bakso Kenyil ala Lik Sakur

Lik Sakur adalah salah satu penjual makanan yang warungnya berdekatan dengan kelas 1D. Di warung ini, juga seperti warung-warung lain juga menjual makanan viral Mie Sedap dalam Plastik. Yang menjadi ciri khas kuliner di warung Lik Sakur ini adalah adanya bakso dengan isi yang bervariasi.

Penyajiannya biasanya dengan mangkok. Diisi mie bihun. Ditambah dengan isi yang sesuai selera. Biasanya isinya adalah kenyil. Do you know nyil-kenyil?

Nah, bakso ini, nyil-kenyilnya biasanya dipotong kecil-kecil. Dengan cara digunting-gunting. Agar lebih nikmat, biasanya ditambah dengan bumbu bubuk Mie Sedap. Nah, bumbu mie sedap ini biasanya digunakan setengah. Ini hasil konspirasi. Ketika ada yang membeli Mie Sedap dalam bungkus Plastik, bumbu yang dituangkan hanya setengahnya. Setengahnya lagi digunakan untuk bumbu bakso kenyil ini. Saya mendapatkan hal ini dari investigasi ketika masih kelas satu. Hahaha.

Untuk isi, biasanya nyil-kenyil ini bisa juga diganti dengan ote-ote alias weci alias hongkong. Tapi penyajiannya sama. Dipotong-potong kecil-kecil dengan gunting.

Untuk harga, yang dihitung adalah isinya. Jika membeli bakso dengan isi 2 buah nyil-kenyil berarti harganya seribu. Berlaku kelipatan.

Untuk kuliner-kuliner yang lain. Tentu masih banyak. Tapi sayang tidak bisa kutuliskan di sini. Karen keterbatasan anggaran untuk mencicipi waktu masih sekolah.


Mungkin teman-teman ada yang mau menambahkan. Makanan viral apa pas masih sekolah dulu.

Posting Komentar untuk "Kuliner ala SMPN 1 Jenggawah Angkatan 2003"