Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pisang, Buah yang Berasal dari Surga (?)

 Penganut agama samawi (Islam, Kristen, Yahudi) pasti mengenal cerita tentang buah terlarang di surga. Yang dimakan oleh Adam dan Hawa yang menjadikannya diturunkan ke bumi. Buah yang dalam teologi islam disebut Khuldi, tersebut ada yang menyebutnya: PISANG.


Benarkah pisang itu buah terlarang dari surga? Mengapa bisa disebut pisang adalah buah yang dimakan oleh Adam dan Hawa di Surga?


Dalam Kitab Kejadian, langit dan bumi diciptakan oleh Tuhan dalam waktu enam hari. Dalam enam hari tersebut, juga buah-buahan diciptakan pada hari kedua. Baru pada hari keenam, hari terkahir, Adam diciptakan oleh Tuhan. 

Merasa kesepian, di hari Sabat Tuhan menciptakan Hawa dari salah satu tulang rusuk Adam. Keduanya -karena memang hanya berdua- menjadi kekasih. Sepasang kekasih ini diizinkan oleh Tuhan untuk tinggal di tamanNya. Taman Surga. 




Adam dan Hawa bebas makan apa saja. Kecuali satu buah  terlarang. Satu buah yang dihasilkan dari Pohon Pengetahuan tentang Yang Baik dan Yang Jahat. Dalam khazanah teologi Islam, buah itu disebut sebagai buah dari Pohon Khuldi (syajaratil Khuld). 


Buah itulah yang akhirnya dimakan oleh Adam dan Hawa. Atas jebakan iblis. Akhirnya Adam dan Hawa dikeluarkan dari surga. Tinggal di bumi.


Dalam dunia barat, buah yang dimakan oleh Adam dan Hawa ini diyakini sebagai buah apel. Hal ini disebabkan karena adanya penafsiran dari Jerome (Hieronimus), seorang pastor yang juga merupakan arkeolog. Pastor Jerome menerjemahkan Alkitab yang berasal dari bahasa Ibrani ke dalam bahasa Latin (vulgata). Penerjemahan pada 400 Masehi ini diawali oleh Paus damasus I. Beberapa abad kemudian, terjemahan Alkitab bahasa Latin ini menjadi rujukan Alkitab bahasa Inggris. 


Menurut Dan Koeppel, seorang kolumnis Popular Scinece danThe New York Times Magazine dalam buku yang berjudul Banana: The Fate of The Fruit That Changed The World, Vulgata atau bahasa Latin memiliki homonim.Satu kata yang sama memliki arti yang berbeda. 


Pastor Jerome dalam Vulgata menggunakan kata malum untuk menyebut buah baik dan buruk. Kata malum tersebut juga berarti apel. Padahal menurut Koeppel kata yang tepat bukan malum melainkan malicious yang berarti: Jahat. Masalahnya, para seniman telanjur mengetahui bahwa buah yang dimakan oleh Hawa dan Adam di surga adalah apel. Maka buah apel menjadi penggambaran buah surga dalam bentuk visual juga. Jadilah buah surga (buah khuldi) dianggap adalah Apel. Sementara dalam khazanah Islam, buah Khuldi, tidak ada di dunia. 


Lain lagi pendapat Carolus Linnaeus, pakar taksonomi modern. Menurutnya, buah yang dilarang dimakan di surga bukan Apel, tapi PISANG.


Carolus Linnaeus adalah orang yang kukuh pada pendiriannya. Dia sangat percaya bahwa pisang adalah buah surga yang dimakan Adam dan Hawa di surga. Sebagai seorang pakar taksonomi, dia memberikan nama saintifik untuk pisang manis yang berwarna kuning: Musa Sapentium. Nama ini berakar dari bahasa Latin yang berarti Bijaksana. Sementara pisang yang berwarna hijau, diberi nama Musa Paradisiaca artinya Pisang dari Surga. Kata Musa berasal dari bahasa Arab Mauz yang memiliki arti 'buah'. 

Dalam kepercayaan Kristen, setelah Adam dan Hawa memakan buah dari pohon terlarang, pakaian kedeuanya seketika menghilang. Untuk menutupi bagian tubuhnya, kedua orang ini menggunakan daun ara (fig leaves). Menurut Koeppel, fig leaves bukan daun ara, tapi daun pisang. Yang lebar, sehingga memudahkan untuk digunakan menutupi tubuh. Bukan daun ara yang kecil.

Fig leaves disebut sebagai daun pisang karena ketika Alksander Agung pulang dari tanah India, dia membawa jenis tanaman pisang. Aleksander Agung menyebut buah itu sebagai fig of Eve alias Daun Hawa. Jadi, daun pisang yang digunakan oleh Adam dan Hawa untuk menutupi bagian tubuhnya di surga. (mun/perpisangan.blogspot.com)

Posting Komentar untuk "Pisang, Buah yang Berasal dari Surga (?)"