Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

9 Cara untuk Membuat Orang Agar Suka dengan Kita


9 Cara untuk Membuat Orang Agar Suka dengan Kita


Merasa diri terkucilkan? Dan merasa tidak disukai oleh orang lain? Mungkin kita harus belajar dan mengetahui cara agar orang menyukai kita. Untuk bisa disukai oleh orang lain, sebenarnya mudah. Berikut ini adalah Sembilan cara agar orang suka dengan kita

Seperti dikutip dari time.com pada Rabu (15/11/2017), ini adalah rangkuman tentang penelitian tentang cara agar membuat orang memperhatikan kita dan merasa nyaman ketika bersama kita sehingga bisa menjadi orang yang disukai oleh lawan bicara terutama rekan kerja. Untuk bisa disukai oleh orang lain kita tidak perlu melakukan hal besar, cukup lakukan beberapa hal berikut ini!



1. Memegang Benda Hangat

Suatu penelitian pada 2008 yang diterbitkan dalam jurnal Science, mengatakan bahwa kehangatan fisik sangat berkaitan dengan persepsi kehangatan antar-pribadi (interpersonal) dengan orang lain.

Dalam penelitian tersebut, sebanyak 41 mahasiswa diminta untuk memegang secangkir kopi panas atau secangkir kopi es. Kemudian semua mahasiswa peserta membaca deskripsi hipotesis tentang kepribadian seseorang dan menilai kepribadian itu berdasarkan beberapa ciri, termasuk kehangatan.

Terbukti, para peserta yang memegang kopi panas justru menilai individu itu lebih tinggi untuk kehangatan daripada para peserta yang memegang kopi es yang dingin, walaupun demikian mereka semua memberi penilaian mirip untuk ciri-ciri lain.

Menurut para penulis makalah, "Pengalaman dengan suhu fisik itu sendiri berdampak kepada kesan dan perilaku prososial terhadap orang lain, tanpa kesadaran orang akan pengaruh-pengaruh itu."

2. Bicara dalam Nada Tinggi

Secara teknis, mungkin kita bisa melakukan kiat yang satu ini agar berhasil. Tapi, ternyata ini bukan semata-mata tentang apa yang kita katakan, melainkan bagaimana kita mengatakannya.

Dalam sebuah makalah 2014 yang diterbitkan dalam jurnal PLos ONE, terungkaplah bahwa pria dan wanita yang berbicara dalam nada yang lebih tinggi dipandang lebih disukai dan dipercaya.

Ada 320 peserta di Skotlandia yang diminta mendengarkan 64 orang berbahasa Skotlandia untuk mengatakan "hello", lalu para peserta diminta untuk menilai pembicara untuk ciri-ciri lain juga.

Para peneliti mengamati adanya hubungan antara tinggi nada pembicara dan nilai-nilai yang diraihnya.

Michael Woodward menjelaskan temuan itu melalui Psychology Today, "Walaupun penilaiannya mungkin tidak sedemikian akurat, tapi kelihatannya konsisten."

Tapi perlu diingat bahwa, nanda tinggi mungkin dianggap lebih ramah dan lebih peduli, tapi pastikan lawan bicara kita tidak terganggu dengan nada suara kita yang tinggi. 

3. Gaya Pakaian

Dalam sebuah penelitan pada 2011 yang diterbitkan dalam jurnal European Journal of Personality terungkap bahwa orang yang ekstrovert dan berpusat pada diri sendiri dianggap sebagai lebih disukai.

Sebanyak 73 mahasiswa tingkat pertama di Jerman yang saling tidak mengenal bergantian memperkenalkan diri kepada kelompok.

Perkenalan hanya berlangsung selama beberapa detik, dan semua peserta menilainya menurut beberapa hal, misalnya, "Menurutmu, seberapa disukaikah orang ini?"
Para peneliti menggali lebih dalam untuk mengerti mengapa mereka yang ekstrovert dan orang-orang yang berpusat pada diri sendiri dianggap lebih disukai.
Ternyata, salah satu alasan dua kelompok itu dianggap lebih disukai adalah karena keduanya "memiliki penampilan yang lebih bergaya."

Jadi, sesuai dengan adagium Jawa bahwa ajining raga saka busana (ajining rogo soko busono = terhormatnya seseorang juga dilihat dari pakaiannya). Jika orang berpenampilan baik, dan pantas. Maka orang lain juga akan memandang dengan hormat dan menyukai orang tersebut.

4. Percaya Diri dan Berenergi

Penelitian yang sama dengan di atas mendapati bahwa hal disukainya seseorang juga bergantung kepada "kecepatan dan energi pergerakan tubuh peserta" dan "keyakinan diri pergerakan-pergerakan tubuh itu."

Namun perlu dicatat bahwa "keaslian isi" dalam perkenalan diri oleh peserta juga berperan, tapi tanda-tanda nonverbal mungkin lebih berarti daripada yang kita duga.

Jika ada orang yang tampil dengan percaya diri, maka orang lain akan kagum dan cenderung menyukaiorang tersebut.

5. Meniru Orang yang Bersama Kita
Strategi ini disebut dengan cerminan (mirroring) dan melibatkan peniruan tak kentara terhadap perilaku orang lain yang sedang bersama dengan kita. Ketika berbicara dengan orang lain, cobalah meniru bahasa tubuh, gestur, dan ekspresi wajahnya.

Pada 1999, para peneliti New York University mendokumentasikan "dampak bunglon" yang terjadi ketika orang-orang secara tidak sadar saling meniru perilaku sesamanya. Peniruan itu membantu rasa menyukai.

Para peneliti meminta 72 pria dan wanita untuk mengerjakan tugas besama dengan seorang rekan. Sambil direkam oleh para peneliti, rekan-rekan mereka (yang bekerja untuk para peneliti) ada yang meniru dan ada juga yang tidak meniru perilaku peserta.
Di ujung interaksinya, para peneliti meminta para peserta untuk menilai seberapa mereka menyukai rekan-rekan mereka.

Maka dari itu, tidak salah jika misalnya kita berbicara dengan orang Medan, kita yang bukan orang Batak pasti meniru logat Medan. Peniruan ini bertujuan agar lawan bicara merasa dekat. Sehingga dia akan suka pada kita.

6. Meluangkan Waktu dengan Orang yang Ingin Dijadikan Teman

Berdasarkan dampak paparan-kebiasaan, orang cenderung menyukai orang lain yang familiar dengan dirinya. Dalam suatu contoh fenomena ini, para ahli psikologi University of Pittsburgh meminta 4 wanita untuk berpura-pura menjadi mahasiswi dalam sebuah kelas kuliah psikologi.

Masing-masing wanita itu hadir dalam kuliah dalam jumlah yang berbeda.
Ketika para peneliti menunjukkan foto 4 wanita itu kepada 130 mahasiswa, mereka menunjukan kedekatan yang lebih kepada wanita-wanita yang lebih sering mereka lihat di kelas walaupun tidak pernah berinteraksi dengan wanita-wanita itu.

Hal ini sesuai juga dengan adagium Jawa bahwa Jalaran Tresna saka kulina (Jalaran Tresno soko kulino). Maksudnya rasa cinta (perhatian dan respek) akan muncul kepada orang yang lebih sering kita temui daripada orang yang belum pernah kita temui.

7. Sentuhan Kasual pada Rekan Bicara

Sentuhan subliminal terjadi ketika kita menyentuh seseorang dengan sangat tidak kentara sehingga mereka hampir tidak menyadarinya.

Contoh paling lazim adalah tepukan punggung seseorang atau sentuhan pada lengan yang bisa membuat mereka menjadi lebih hangat kepada kita.

Dalam sebuah penelitian di Prancis pada 2007 yang terbit dalam jurnal Social Influence, kaum pria muda ditugaskan berdiri di pojok-pojok jalan dan berbicara kepada para wanita yang melintas. Eksperimen itu berrjalan selama 3 minggu dan melibatkan 120 wanita.

Hasilnya, beberapa pria memiliki angka kesuksesan dua kali lipat dalam memulai obrolan ketika secara ringan menyentuh lengan si wanita ketika mereka mengobrol dibandingkan dengan yang tidak melakukannya sama sekali.

Sebagai orang Indonesia, kita sudah bisa melakukan sentuhan sentuhan itu, misalnya melalui jabat tangan. Agar lebih bekesan jabat tangan tidak hanya ‘sekedar sentuh’ tapi bisa juga dijabat agak lama dan disentuh dengan tangan kiri, juga bisa disentuh bahunya. Tapi pastikan bahwa yang kita sentuh itu bukan orang yang lebih kita hormati. Nanti disangka tidak sopan.

8. Senyum

Dalam suatu penelitian University of Wyoming, sekitar 100 mahasiswi S1 melihat foto-foto seorang wanita lain dalam 1 di antara 4 gaya, yaitu senyum dalam posisi tubuh membuka, senyum dalam posisi tubuh menutup, tidak senyum dalam posisi tubuh membuka, dan tidak senyum dalam posisi tubuh menutup.

Hasilnya menengarai bahwa wanita yang ada dalam foto paling disukai ketika ia tersenyum, tidak tergantung kepada posisi tubuhnya – membuka atau menutup.
Dalam penelitian yang lebih baru, para peneliti di Stanford University dan University of Duisburg-Essen mendapati bahwa para mahasiswa yang berinteraksi satu sama lain melalui avatar merasa lebih positif tentang interaksi itu ketika avatar-nya menampilkan senyum yang lebih lebar.

Sebagai orang Indonesia, tentu kita tidak akan pernah kesulitan untuk bisa tersenyum kan?

9. Biarkan Orang Lain Bicara

Para peneliti Harvard mengungkapkan bahwa bicara tentang diri sendiri mungkin bisa memberi imbal, sama halnya dengan makanan, uang, dan seks. Secara umum, orang menghargai seorang pendengar yang baik.

Dalam sebuah penelitian, para peneliti meminta para peserta duduk dalam mesin fMRI dan menanggapi pertanyaan-pertanyaan tentang pendapatnya ataupun pendapat orang lain.

Para peserta diminta untuk membawa seorang teman atau anggota keluarga ke eksperimen dan pengiring itu duduk di luar mesin fMRI.

Dalam beberapa kasus, para peserta diberitahu bahwa tanggapan-tanggapan mereka akan dibagikan kepada teman atau kerabat. Dalam beberapa kasus lain, tanggapan mereka tidak diteruskan ke siapapun.

Hasilnya menunjukkan bahwa kawasan-kawasan otak yang berkaitan dengan motivasi dan ganjaran menjadi paling aktif ketika para peserta berbagi informasi secara publik, tapi juga aktif ketika mereka bicara tentang dirinya walau tidak ada yang mendengarkan.

Dengan kata lain, membiarkan orang lain membagikan satu atau dua kisah tentang hidupnya daripada kita sibuk bicara tentang kisah kita dapa memberi kenangan yang lebih positif kepada interaksi.

Tulisan ini disadur dari: liputan6.com

Posting Komentar untuk "9 Cara untuk Membuat Orang Agar Suka dengan Kita"