Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Surat Cinta Terbuka untuk Bupati Jember, Ibu Faida

Yang Terhormat Ibu Bupati Faida, MMR
di Tempat

Assalamualaikum Wr. Wb.
Salam sejahtera untuk Ibu.

Semoga Ibu selalu diberi kesehatan oleh Allah Swt sehingga bisa memimpin Kabupaten Pandalungan ingin dalam kondisi prima. Semoga Ibu diberi kekuatan oleh Allah Swt, sehingga dapat menyelesaikan segala permasalahan yang ada Kabupaten Kita tercinta ini.

Yang saya hormati, Ibu Faida.
Kami tahu, memimpin Jember tidaklah semudah membalik telapak tangan. Harus diusahakan sekuat tenaga. Dengan segala sumberdaya dan sumber tenaga. Tak terkkecuali juga doa. Doa kami, setidaknya doa saya, sebagai salah satu rakyat Jember, adalah semoga Ibu dengan didampingi oleh Kiai Muqit, bisa terus memimpin Jember sehingga Jember menjadi lebih baik, pemimpinnya bijak, rakyatnya bisa tentram sejahtera sentosa.

Yang saya hormati, Ibu Faida.
Ibu adalah pemimpin seluruh Jember, memimpin tidak hanya dari atas, tapi juga dari bawah. Itulah yang ibu tunjukkan. Setidaknya dari Karang Bayat, Sumberbaru tempo hari. Di koran saya membaca tulisan besar-besar. TEGAK LURUS. Merinding saya membacanya. Semoga ibu mampu menegakkan dan meluruskan apa-apa yang di Jember masih loyo, dan masih bengkong.

Yang saya hormati, Ibu Faida.
Langkah ibu untuk 'Membangun dari pinggir' patut diapresiasi. Kami mendukung, setidaknya saya pribadi mendukung. DAn saya yakin banyak pribadi-pribadi lain yang juga mendukung. Dekatnya jarak geografis memungkinkan Ibu lebih banyak mengetahui kondisi, setelah diketahui dapat menyelesaikan permasalahan yang ada di Jember. Terutama di desa terpencil, yang jarang tersentuh oleh pembangungan selama ini.

Tentu daerah pinggiran sangat berbeda jatah kue pembangunannya dari pusat kota. Alun-alun kota bisa setiap tahun, atau bahkan setiap bulan dipugar. Karena itu adalah wajah Jember, di mata nasional bahkan di mata internasional. Tidak sepenuhnya salah, upaya mempercantik pusat kota. Terlebih sejak kali ini, ibu mencanangkan ngantor di balai desa. Itu keren. 

Ibu Faida, yang saya hormati,
memang tidak memungkinkan ibu ngantor di seluruh desa di Jember. Jumlah desa di Jember ada 248 desa. Mungkin ibu hanya akan ngantor di beberapa desa yang dianggap tertinggal. Identik dengan pinggiran, perbatasan, kaki gunung, dan desa yang mengalami kesulitan akses. 

Itu yang saya khawatirkan. Mungkin sekali ibu ngantor di wilayah-wilayah yang seperi itu, dan tidak ngantor di desa yang dekat dekat pusat kota. Desa yang masuk wilayah kecamatan Ajung dan kecamatan Rambipuji mungkin tidak termasuk dalam Radar dan daftar rencana ibu untuk dikantori. 

Semoga Ibu sudi mendengarkan atau membaca alasan kekhawatiran saya. 

Saya tinggal di Kabupaten Jember, ada di ujung barat kecamatan Ajung. Tepatnya di dusun Mangaran Desa Sukamakmur. Jika ibu berkenan, mari datang dan berkunjung ke Dusun Kami. Jika hanya ke balai desa mungkin Ibu tidak akan mengetahui kondisi jalan di desa sebelah. 

Sebagai anak dusun, saya sudah akrab dengan kehidupan dusun. Pembangunan di dusun kami sudah berkembang. Kami, warga desa juga tidak segan bergotong royong dengan segala kemampuan kami. Jika ada jembatan yang rusak kami tidak semata-mata menunggu uluran tangan pemerintah, karena memang banyak yang harus diselesaikan. Maka kami berinisiatif untuk memperbaiki sendiri. Ada yang menyumbang tenaga, ada yang menyumbang uang, ada yang menyumbang barang. Kami bekerja swadaya. 

Tetapi ada yang tidak bisa kami selesaikan. Mohon Ibu mengerti. Dusun kami, ada di perbatasan dengan dusun lain kecamtan Rambipuji. Pusat ekonomi dusun kami ada di Rambipuji. Itu masalahnya, Bu. Akses penghubung ke rambipuji yang melalui dusun Curahsuko Loji, Kaliwining jalannya sangat parah.

Bukan hanya pusat ekonomi, jalur tersebut yang kondisinya rusak parah adalah jalan penghubung, ke sumber pendidikan juga. Seandainya ibu bisa ngantor di dusun kami, atau ngantor di dusun sebelah, saya akan berusaha sekuat tenaga menemui Ibu untuk saya ajak jalan-jalan ke jalan yang membelah sawah menghubungkan dusun kami dengan kecamatan Rambipuji.

Tidak perlu saya tuliskan di sini kondisi jalan yang saya maksud, nanti saya takut dituduh melebih-lebihkan.

Itulah alasan saya khawatir. Khawatir Ibu tidak tidak memedulikan kami yang 'dekat' dengan kota dan dianggap sudah maju, sudah beres semua. 

Ini sekadar usul, Bu. Melengkapi usul-usul yang sudah diusahakan katanya oleh orang-orang di desa kami. Kabar angin yang sudah kami terima, jalan itu sudah masuk rencana. Tetapi rencana-rencana itu sudah diwacanakan dan dikabarkan melalui kabar burung sejak bertahun-tahun lalu. Hingga kini masih belum ada realisasinya.

Saya mohon Ibu sendiri, ah mungkin saya  terlalu tidak sopan menyuruh-nyuruh Bupati, maafkan kelancangan saya. Atu setidaknya orang kepercayaan ibu untuk meninjau kondisi jalan yang sudah saya sebutkan. Mohon kiranya agar bisa diperbaiki, itu pun jika ada anggaran yang diperlukan. 

Tentu ini adalah curhatan kecil dari rakyat kecil untuk pemimpinnya. Hanya sebagian kecil saja. Tapi itu yang sangat krusial bagi kami. Agar bisa memudahkan akses ke pusat ekonomi dan akses pendidikan. 

Maafkan kelancangan saya ini, Bu. 

Semoga Ibu, beserta Kiai Muqit diberi kekuatan, kesabaran, dan keikhlasan dalam menjalankan tugas memimpin kami. Semoga keikhlasan Ibu dan Kiai Muqit dihitung sebagai pahala oleh Allah dan mendapat pahala yang berlipat ganda.

Kami tunggu kunjungan Ibu dan kesudiannya ngantor di desa, tepatnya di dusun kami. 

Terima kasih sudi membaca.

Wassalamualaikum Wr. Wb.


Salam Hormat,
Muhammad Nasiruddin Timbul Joyo,
Warga dusun Mangaran Desa Sukamakmur Kecamatan Ajung.

Posting Komentar untuk "Surat Cinta Terbuka untuk Bupati Jember, Ibu Faida"